Membangkitkan kembali sejarah yang terkubur dari wanita-wanita yang keterlaluan dan kejam yang mendirikan gerakan wanita modern dari tahun 1966 hingga 1971. FIlm ini membawa kita dari pendirian sekarang, dengan wanita mengenakan topi dan sarung tangan, hingga muncul yang lebih radikal. faksi pembebasan perempuan; dari para intelektual seperti Kate Millett hingga sandiwara jalanan WITCH (Konspirasi Internasional Wanita dari Neraka!). Dengan menggabungkan antara dramatisasi, pertunjukan, dan arsip kearsipan, film ini menceritakan kisah-kisah perempuan yang berjuang demi kesetaraan mereka sendiri, dan dalam prosesnya menciptakan revolusi di seluruh dunia. Tidak untuk mencoba meromantiskan gerakan awal, tetapi mendramatisirnya dalam kegembiraannya yang menggembirakan, membingungkan, terkadang memilukan. Film ini tidak menghindar dari kontroversi mengenai ras, preferensi seksual dan kepemimpinan yang muncul dalam gerakan perempuan. Kemarahan menangkap semangat waktu; mendebarkan, memalukan, dan acap kali lucu. Kisah itu masih menggema hingga hari ini bagi wanita yang menghadapi tantangan baru seputar hak-hak reproduksi dan kekerasan seksual, ketika film tersebut memperlihatkan para aktivis masa kini yang menciptakan versi feminisme generasi mereka sendiri. She's Beautiful When She's Angry adalah film tentang aktivis, yang dibuat untuk menginspirasi wanita dan pria untuk bekerja demi feminisme dan hak asasi manusia. Situs - Antitesis.noblogs.org | Solidaritas - Trakteer.id/Antitesis101

Profesor Harvard Shoshana Zuboff menulis sebuah buku monumental tentang tatanan ekonomi baru yang mengkhawatirkan. "The Age of Surveillance Capitalism," mengungkapkan bagaimana perusahaan teknologi terbesar menangani data kita. Bagaimana kita mendapatkan kembali kendali atas data kita? Apa itu kapitalisme pengawasan? Dalam film dokumenter ini, Zuboff memperlihatkan Google dan Facebook dan mengungkapkan bentuk penghisapan kapitalisme tanpa ampun. Ketika di mana tidak ada sumber daya alam, tetapi warga itu sendiri, berfungsi sebagai bahan baku. Bagaimana warga negara mendapatkan kembali kendali atas data mereka? Saat ini tahun 2000, dan krisis dot.com telah menyebabkan banyak lubang. Bagaimana startup Google bertahan dari meledaknya gelembung internet? Pendiri Larry Page dan Sergey Brin tidak tahu lagi bagaimana mengubah keadaan. Secara kebetulan, Google menemukan bahwa "data residual" yang ditinggalkan orang dalam pencarian mereka di internet sangat berharga dan dapat diperdagangkan. Data residual ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku pengguna internet. Karena itu, iklan internet dapat digunakan dengan cara yang sangat bertarget dan efektif. Model bisnis yang sama sekali baru lahir: "Kapitalisme pengawasan." * Situs - Antitesis.noblogs.org | Solidaritas - Trakteer.id/Antitesis101